Memenuhi keinginan sang guru

Salah satu syarat keberhasilan seorang Tholibul ilmi harus menghormati guru/kiainya karena mereka adalah sumber, seperti air sumur yang ditimba ilmunya. Oleh sebab itu, dalam dunia islam, terlebih kalangan pesantren misalnya figure seorang kiai sangat disegani dan dihormati oleh santri-santrinya.

Ketika sunan bonang memerintahkan kepada sunan kalijaga untuk bersemedi dekat dengan sungai, dikisahkan bahwa bambu yang ditancapkan dekat semedinya tumbuh beranak pinak sehingga menjadi sebuah dapuran. Dengan penuh ketaatan ia mengerjakan perintah sang guru, sampai beberapa tahun. Dari ketaatan ini ia menjadi salah satu murid terbaik sunan bonang dan diangkat menjadi anggota walisongo yang dikenal santun dalam mengakulturasikan islam dengan budaya lokal sehingga pribumi dengan mudah dapat menerima ajaran kanjeng nabi Muhammad SAW.

Taat kepada guru atau kiai merupakan hal yang urgent dalam bertholabul ilmi contoh:

Ketika sang guru telah menentukan suatu hal pada muridnya semisal masalah kitab yang dipelajari atau metode belajar, apakah sang murid harus mengikutinya Ketika menurut pendapatnya anjuran guru itu dirasa kurang tepat bagi dirinya?

Jawab: ya, harus tetap mengikuti anjuran dari sang guru sebab kesalahan gurunya itu lebih baik dibanding kebenaran dari dirinya sendiri.

Hobi kiai/ulama menjadi kebahagiaan tersendiri bagi santri/tilmidz.

Seperti yang dilakukan Syaikh Nawawi Albantani Ketika mendengar salah seorang gurunya, syaikh Ahmad Zaini Dahlan, mengutarakan keinginannya dihadapan santri-santrinya untuk menyarahi kitab Syafinatu Al-Sholah karya Syaikh Abdullah ibn Yahya Al-Hadromi, keinginan tersebut dilaksanakan oleh Syaikh Nawawi Al-Bantani, ia ingin membahagiakan gurunya tersebut dengan mengarang sebuah kitab untuk merealisasikan apa yang diutarakan oleh Syaikh Ahmad Zaini dahlan akhirnya Syaikh Nawawi meminta izin untuk absen beberapa saat tidak ikut hadir Dalam halaqoh yang diselenggarakan sang guru, izinnya mencapai dua bulan, dimasa yang relatif singkat itu Syaikh Nawawi mengarang kitab dengan sebuah judul Sullam Al-Munajat yang merupakan syarh(komentar) dari kitab Syafinah Al-Sholah. Alangkah bahagianya Syaikh Ahmad Zaini dahlan Ketika membaca butiran kata dari kulasan kitab Sullam Al-Munajat karya syaikh Nawawi Al-Bantani ia memuji karya tersebut dan mendo’akan keberkahan baginya, dengan do’a sang guru menjadi sebuah kenyataan.

Syaikh Nawawi merupakan salah seorang ulama nusantara yang mengajar dimasjidil haram, imam didalamnya. Dan mendapat gelar sayyid ulama hijaz, prestasinya mengarang kitab At-Tafsir Al-Munir.

Selain Sulam Al-Munajat dan At-Tafsir Al-Munir ia mengarang banyak karangan di antaranya Fathul Majid (tauhid), Kasyifatu Al-Saja (fiqih), Al-Tausyih (fiqih), Tijan Al-Durori (teologi), Nashoihul Ibad (tasawuf), Al-Maroqi Ubudiyyah (tasawuf), Tanqihu Al-Qaulu Al-Hastistu (hadist), dan masih banyak lagi.

Related Post