Tak terasa waktu telah berputar melewati bulan yang agung, bulan robi’ul awwal, bulan yang di dalamnya banyak dilaksanakan pembacaan maulid Nabi, pembacaan sholawat.
Lantunan sholawat selalu menyejukkan setiap hati, mengobati rasa rindu pada sang Nabi, sholawat selalu diabaca dalam sholat pada saat tasyahud, dibaca setelah sholat, dibaca sebagai penutup dan pembuka sebuah do’a, ketika mendengar nama beliau yang mulia, lalu apa alasan kita untuk bersholawat kepadanya?
MELAKSANKAN PERINTAH ALLAH SWT
Allah subhânahû wa ta’âlâ di dalam Surat Al-Ahzab ayat 56 berfirman:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat kepada Nabi Muhammad, wahai orang-orang yang beriman bersholawatlah kepadanya dan bersalamlah dengan sungguh-sungguh”.
Allah ta’ala dengan keagungan-Nya dan para malaikat yang berada dilangit dan bumi bersholawat kepada Nabi, karena mengagungkan derajatnya, pekertinya, menunjukan keutamaannya, mengisyaratkan dekatnya beliau dengan tuhannya, maka seharusnya kita sebagai seorang muslim memperbanyak membaca sholawat dan salam kepadanya, mengikuti perintah Allah ta’ala, melaksanakan sebagian haknya, karena dengannya Allah mengeluarkan kita dari kegelapan menuju cahaya, menunjukan jalan yang benar, menjadikan kita sebaik-baiknya umat.
Syeh Muhammad Nawawi al-Jawi mengatakan bahwa Allah ta’ala memerintahkan kita membaca sholwat kepada Nabi serta cukup bagi Nabi sholawat-Nya kepadanya, adalah untuk menunjukan keagungan Nabi SAW kepada kita, mengasihi kita supaya diberikan pahala atas sholawat kita, seperti halnya Allah ta’ala mewajibkan kepada kita untuk mengingat-Nya, dan tidak ada hajat bagi-Nya. (Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi dalam Marah Labid;[Bandung, syarkah al-ma’arif: tanpa tahun], juz 2 halaman: 189).
BAKHILNYA ORANG YANG TIDAK BERSHOLAWAT
Abi Dzar Ra berkata:
خرجت ذات يوم فأتيت رسول الله صلى الله و أله و سلم قال ألا اخبركم بأبخل الناس؟ قالوا بلى يا رسول الله قال من ذكرت عنده فلم يصل علي فذلك ابخل الناس (صحيح زواه ابن ابي عاصم في كتاب الصلاة)
“Pada suatu hari aku keluar untuk menemui Raslullah SAW, beliau bersabda: maukah kalian aku beritahu paling bakhilnya manusia? Para sahabat berkata: iya wahai Rasulullah, orang yang ketika aku disebut dihadapannya ia tidak membaca sholawat kepadaku, ialah paling bakhilnya manusia”(HR Ibnu Abi Ashim fi Kitabi al-Sholat)
Orang yang mendengar baginda Nabi disebutkan tidak bersholawat kepadanya adalah orang yang paling kikir, sebab ia mengharamkan dirinya untuk mendapatkan pahala besar, sebab Nabi telah bersabda:
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا رواه مسلم.
“Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.” (HR Muslim).