Sebagian orang pastinya bertanya-tanya kenapa Nabi dilahirkan pada hari senin bulan robi’ul awwal, tidak di bulan romadhon yang di dalamnya diturunkan al-Qur’an dan ada lailatul qodar, atau pada saat nisfu sya’ban, dan juga tidak dilahirkan pada hari jum’at atau malamnya?
Imam Ibnu al-Haaj mengatakan ada empat hikmah mengapa Nabi dilahirkan pada hari senin bulan robi’ul awwal, (al-Suyuthi, al-Hawi li al-Fatawi [Tanpa kota, Jami’ al-Kutub al-Islamiyyah: tanpa tahun], juz 1 halaman 230-231) yaitu:
- Sebuah hadis telah menyampaikan bahwasanya Allah Ta’ala menciptakan pohon pada hari senin, hal tersebut menjadi pengingat pada sesuatu yang agung, yaitu Allah ta’ala menciptakan makanan pokok, rezeki, buah-buahan, dan ragam kebaikan yang mana bani Adam bisa melakukan keberlangsungan hidup serta menyenangkan hati mereka.
- Dalam lafadz al-Rabi’ ada isyarah dan optimisme kebaikan dengan melihat pada peletakannya. Imam Abu Abdu al-Rohman al-Shoqli berkata setiap orang memiliki nasib (keberuntungan) dari namanya.
- Musim al-Rabi’ adalah paling pas dan baiknya musim, dan syariatnya Nabi Muhammad adalah paling adil dan toleran.
- Allah al-Hakim memuliakan waktu yang di dalamnya Nabi dilahirkan, jika baginda Nabi dilahirkan pada bulan-bulan yang telah disebutkan di atas maka akan timbul persepsi bahwa Nabi mulia karena dilahirkan di bulan mulia.