Sayyidi Syaikh memberikan Makna nama Pondok Pesantren Mursyidul Falaah. Beliau menyampaikan bahwa setiap nama pasti punya maknanya masing – masing. Maka Mursyidul Falaah pun juga memiliki rahasia makna tersendiri
مرشد :
Maknanya adalah kelak akan keluar seorang santri yang akan menjadi Mursyid (petunjuk) bagi masyarakat dan semua orang.
الفلاح :
Setiap santri yang mondok disini kelak akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, dan itu adalah hakikat tujuan semua orang.
Kemudian beliau melanjutkan bahwa Ilmu yang harus dituntut bagi seorang santri itu ada 2, yaitu:
1. Ilmu untuk Akal
Yaitu ilmu yang dipelajari setiap hari / pelajaran sehari-hari, seperti ilmu syaria’at, ilmu fiqih, tafsir, nahwu, shorof, balaghoh dll, maka semua itu adalah ilmu yang berfaedah untuk menyinari akal.
2. Ilmu untuk Hati
Yaitu ilmu yang sumbernya langsung dari sang gurunya. Kemudian gurunya dari gurunya, sehingga sampai kepada Rosululloh SAW.
Kemudian, Sayogyanya agar setiap santri (seorang pencari ilmu) itu dalam segala urusannya harus selalu menyerahkan (setiap urusannya) kepada gurunya.
Termasuk ketika ada masalah, maka langsung menemui gurunya (bukan ke selain gurunya).
Sepeti yang dilakukan oleh Imam Syafi’i, tentang jelek hafalannya.
شَكَوْت إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي – فَأَرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي
وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ – وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي
Imam Syafi’i mengadu tentang jelek hafalannya kepada Syaikh Waki’ ( gurunya Imam Syafi’i ), maka sang guru mengarahkan untuk meninggalkan maksiat. Karena sesungguhnya hafalan itu hakikatnya adalah keutamaan (fadzol) tersendiri dari Allah swt.
Jadi, Cara agar mendapatkan 2 ilmu tadi (ilmu akal dan ilmu hati) adalah :
1. Ilmu yang menyinari akal, caranya dengan membaca (belajar langsung / bermuwajjahah didepan guru) juga tahsin di hadapan guru.
2. Ilmu yang menyinari hati, itu ada 2 cara:
1. Mengamalkan ilmu yang telah dimilikinya tersebut.
Dengan diamalkanya ilmu maka ilmu tersebut mampu menyinari hatinya.
العلم بلا عمل كالشجر بلا ثمر
Suatu ilmu yang tidak diamalkan, maka laksana pohon yang tak berbuah.
2. Selalu Berta’aluq (sinergi) kepada gurunya.
Seperti shohabat Abu Bakar RA. Beliau mencintai Kanjeng Nabi Muhammad SAW, bukan dengan sifatnnya. Akan tetapi karena dzatnya Kanjeng Nabi (seutuhnya sangat mencintai Kanjeng Nabi). Ini berbeda dengan seseorang yang mencintai karena sifatnya. seseorang yang mencintai karena sifatnya adalah Seperti contoh si Zaid, yang mencintai anaknya karena dia pintar. Zaid tersebut mencintai anaknya karena sifatnya, bukan dzatnya.
Sayyidi syaikh mengingatkan tentang pentingnya seorang santri harus bisa mengambil ilmu dari Shohabat Abu Bakar RA, yang sangat mencintai Rosulullah SAW, pun sama halnya seperti santri yang mencintai sepenuhnya kepada Gurunya (Kyai, asatidz), agar mendapatkan ilmu hati yang hanya bisa didapatkan dengan sebab hubungan (Ta’alluq) dengan gurunya (mulazamah).
Kemudian Sayyidi Syaikh juga Memberikan nasihat khusus kepada santri antara lain :
1. Seorang santri harus bisa bersyukur kepada Allah SWT atas ni’mat yang di berikan, yaitu bisa di didik di Pesantren yang bermadzhab Syafi’i,dan beraqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Karena banyak orang di luar sana yang tidak benar madzhab dan aqidahnya.
2. Seorang santri harus bersyukur karna di didik oleh guru yang mengajarkan Ta’dzim kepada Nabi Muhammad SAW.
Diakhir nasihatnya beliau memberikan ijazah Ammah kepada seluruh santri terutama kepada pengasuh, Abah KH. Jaja Jamaluddin. Beliau menyampaikan agar keilmuan kita bisa selalu bersambung kepada guru-guru kita semua sehingga bisa sampai kepada Rosululloh. Saat para santri membaca karangan-karanganku maka saya sudah mengijazahkan kepada kalian. “Ajaztukum” “Qobiltu (na)”.
Selesai mengisi muhadzoroh Ammah kepada santri beliau berkenan memberikan keberkahan kepada keluarga pengasuh dan para masayikh di kediam Ndalem Abah pengasuh.
رب فانفعنا ببركتهم # واهدنا الحسنى بحرمتهم.
Klik link di bawah ini 👇
RANGKUMAN MUHADZOROH AMMAH BERSAMA AL ALLAMAH SAYYIDI SYEIKH DR. MUHAMMAD BIN ALI BA’ATHIYYAH, REKTOR UNIVERSITAS SYAFI’IYYAH MUKALLA HADROMAUT YAMAN.
Link download Galeri Kegiatan Kuliah Umum Bersama Sayyidi Syeikh Dr. Muhammad bin Ali Ba’athiyyah